Oleh : Rizma Panca Patriani, S.T
Telah dipublikasikan oleh Bangka POS, April 2018
Pendidikan yang efektif adalah suatu proses pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survei ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas, hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak peduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan dijenjang yang tinggi dan dapat diaggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya, bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
Dalam pendidikan disekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan di bidang sosial kemudian dipaksa mangikuti program studi Ilmu Pengetahuan Alam, sehingga menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Sayangnya, masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.
Adanya peran pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran dan pengembangan diri, adalah sebuah bagian yang penting dibicarakan oleh seorang guru. Karena sebagaimana yang sudah dibicarakan dalam banyak referensi, bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai jika siswa dapat termotivasi untuk mengembangkan dirinya dan berperan aktif.
Keberadaan cabang ilmu teknologi pendidikan yang memiliki salah satu titik fokus kepada media pembelajaran dan kurikulum dalam hal ini pengembangan sangat penting untuk menunjang efektivitas proses pembelajaran serta mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Pemanfaatan pengembangan program pembelajaran diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran dapat lebih mudah dan efektif. Sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa/mahasiswa yang berpengaruh pada tingkat kemampuan belajar, dan pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih efektif.
Untuk itu, kehadiran ICT yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidak berkembangan kreativitas dalam pembelajaran peserta didik maupun guru dalam pembelajaran di sekolah. Kondisi ini amat memungkinkan untuk diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah karena hampir semua sekolah dewasa ini memiliki komputer. Di samping itu, masyarakat dewasa ini juga sudah banyak memiliki komputer maupun notebook sehinga memungkinkan sekali untuk dikembangkan program pembelajaran yang berbasis ICT, CD/DVD, media interaktif. Bahkan hampir semua sekolah dewasa ini memiliki komputer. Kemudian, penyampaian materi ajar dengan media interaktif ini dapat lebih efektif, efesien dan menarik bagi peserta didik.
Untuk ini diperlukan pendidik yang kreatif, professional, aktif dan mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Maksudnya adalah guru diharapkan mampu memanfaatkan kelebihan yang dimiliki komputer untuk kepentingan pembelajaran. Pembangunan yang dilakukan di Indonesia saat ini sangat memerlukan orang-orang yang kreatif serta mempunyai kemampuan dalam ilmu dan teknologi. Untuk mencapai kemampuan yang tinggi dalam bidang tersebut salah satu syarat yang harus dimiliki ialah kecerdasan dan kreativitas yang tinggi. Kreativitas dapat membantu seseorang menjadi lebih progresif. Gagasan inovatif yang muncul dari kreativitas diharapkan dapat membantu memecahkan persoalan-persoalan dalam berbagai bidang pembangunan. Kiranya tidak terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa kemajuan sesuatu bangsa dan negara amat tergantung pada produk-produk kreatif warga negaranya. Tanpa kreativitas suatu bangsa akan selalu tertinggal, oleh karena itu kreativitas harus menjadi gerakan nasional.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan melalui bantuan produk-produk teknologi model tersebut di atas, ini tidak sulit kalau sudah terbiasa, yang penting ada kemauan kuat untuk mengubah dan meningkatkan kualitas diri. Kurikulum berbasis kompetensi menuntut pelaksanaan pembelajaran model tersebut, karena orientasinya pada proses sehingga peserta didik memiliki kompetensi-kemampuan-keterampilan-panganalisis, tidak sekedar mengetahui dan memahami. Jangan lupa bahwa kondisi emosional individu akan mempengaruhi pemikiran dan prilakunya, oleh karena itu model pembelajaran tersebut akan terlaksana dengan optimal jika pendidik mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Pada pelaksanaan dikelas nyata, bisa dilaksanakan secara kooperatif, yaitu pembelajaran dengan cara mengelompokkan peserta didik secara heterogen (dalam hal kemampuan, prestasi, gender, minat, dan sikap) agar dalam kerja kelompok dinamis. Dalam kelompok mereka bisa saling berbagi (sharing) rasa, ide, pengetahuan, pengalaman, tanggung jawab dan saling membantu, sehingga mereka bisa belajar berkolaborasi-berkomunikasi-bersosialisasi. Dengan berkelompok mereka akan berlatih pengendalian diri melalui belajar toleran dengan menghargai pendapat orang lain, berempati dengan merasakan perasaan orang lain, mengikis secara bertahap perasaan malu dan rendah diri tanpa alasan, dan inilah pelatihan kecerdasan emosional sehingga EQ peserta didik bisa meningkat. Dasar pembelajaran koperatif adalah fitrah manusia sebagai makhluk sosial dengan prinsip belajar adalah hasil pemikiran dan hasil kerja banyak orang relatif lebih baik daripada hasil sendiri.